Piala Uber

Piala Uber
Musim atau kompetisi terkini:
Current sports event Piala Thomas dan Uber 2024
OlahragaBulu tangkis
Didirikan1957
Jumlah tim16
NegaraAnggota BWF
Juara
terkini
 Tiongkok (gelar ke-16)
Juara terbanyak Tiongkok (16 gelar)
Situs web resmiThomas & Uber Cup

Piala Uber (bahasa Inggris: Uber Cup) adalah kejuaraan bulu tangkis internasional untuk nomor beregu putri yang diadakan setiap dua tahun sekali. Nama kejuaraan ini berasal dari nama H.S. Betty Uber, mantan pemain bulu tangkis dari Inggris. Piala Uber pertama kali diadakan pada tahun 1957 di Preston, Lancashire, Inggris. Pada tahun tersebut, turnamen ini diikuti oleh 11 negara, dan dimenangkan oleh Amerika Serikat. Sepanjang sejarahnya, terdapat lima negara yang pernah menjadi juara: Republik Rakyat Tiongkok (16 kali), Amerika Serikat (3 kali), Jepang (6 kali), Indonesia (3 kali), serta Korea Selatan (2 kali). Piala Uber pada awalnya diadakan setiap tiga tahun sekali. Namun, sejak tahun 1984, Piala Uber diadakan setiap dua tahun sekali bersama dengan Piala Thomas, kejuaraan beregu untuk putra yang dimulai lebih awal pada tahun 1949. Tiga penyelenggaraan pertama Piala Uber dimenangkan secara berturut-turut oleh Amerika Serikat.

Format final Piala Uber adalah tujuh nomor yang diadakan selama dua hari, yaitu empat nomor tunggal dan tiga nomor ganda. Dua nomor tunggal dan satu nomor ganda dimainkan pada hari pertama, sedangkan dua nomor tunggal dan dua nomor ganda dimainkan pada hari kedua, setiap tiga tahun sekali hingga 1978. Kemudian, pada tahun 1981, format final diubah menjadi sembilan nomor, lima nomor tunggal dan empat nomor ganda. Dua nomor tunggal dan dua nomor ganda dimainkan pada hari pertama, sedangkan tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda dimainkan pada hari kedua, dan format terakhir ini juga digunakan di Piala Thomas pada tahun 1982. Sejak 1984, format final Piala Uber adalah lima nomor yang dimainkan langsung, yaitu tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda, bersama dengan Piala Thomas. Juara bertahan Piala Uber saat ini adalah Tiongkok, sebanyak 15 kali.

Dalam keikutsertaannya di Piala Uber, tim beregu wanita Indonesia beberapa kali mencapai babak final. Pada tahun 1969 dan 1972, di Tokyo, Jepang, tim beregu wanita Indonesia pada saat itu dikalahkan oleh tuan rumah, Jepang, dengan skor yang sama, 6-1. Namun, pada tahun 1975, di Jakarta, tim beregu wanita Indonesia mengalahkan Jepang dengan skor 5-2. Hal ini cukup istimewa, karena selanjutnya, di Bangkok, pada tahun 1976, tim beregu pria Indonesia juga menjuarai Piala Thomas dengan mengalahkan Malaysia 9-0, sehingga Indonesia menjadi negara pertama yang "mengawinkan" Piala Thomas dan Piala Uber. Sayangnya di Selandia Baru (1978), tim beregu wanita Indonesia dikalahkan kembali oleh Jepang dengan skor 5-2, dan terakhir di Tokyo, Jepang, sebagaimana halnya pada tahun 1969 dan 1972, hanya saja terjadi sedikit perubahan format, Indonesia juga dikalahkan oleh Jepang, tetapi dengan skor 6-3.

Perubahan format Piala Uber yang diselenggarakan bersama dengan Piala Thomas pada tahun 1984. Di Jakarta, tim beregu wanita Indonesia juga berhasil maju ke babak final, tetapi kalah 3-2 atas Tiongkok, seperti halnya yang dialami oleh tim beregu pria Indonesia di final Piala Thomas, sehingga Tiongkok menjadi negara kedua yang "mengawinkan" Piala Thomas dan Piala Uber, yang kemudian terjadi kembali pada tahun 2004 dan 2008. Namun, pada tahun 1994, Jakarta ditunjuk kembali menjadi tuan rumah dan tim beregu wanita Indonesia berhasil mengalahkan Tiongkok dengan skor 3-2, dan tim beregu pria Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor 3-0 di final Piala Thomas, sehingga Indonesia kembali mengawinkan Piala Thomas dan Piala Uber. Hal ini juga terjadi di Hong Kong, ketika Indonesia juga mengalahkan Cina dengan skor 4-1. Hong Kong juga menjadi tuan rumah pada tahun 1998, sayangnya tim beregu wanita Indonesia dikalahkan oleh Tiongkok dengan skor 4-1.

Tim beregu wanita Indonesia juga berhasil masuk ke babak final pada penyelenggaraan pada tahun 2008, ketika Jakarta ditunjuk kembali sebagai tuan rumah. Sayangnya, beberapa bintang-bintang muda tanah air seperti Maria Kristin Yulianti, Ardianti Firdasari, dan nama-nama besar lainnya kembali harus mengakui "ketangguhan" Tiongkok dengan skor 3-0.


From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne